Rasanya cukup menyedihkan jika pada akhirnya para pelaku Pemberdaya yang serius ingin mengabdikan diri mereka untuk menguatkan orang lain dan memberikan kesempatan kemerdekaan memilih yang terbaik untuk hidup mereka dipolitisasi oleh orang-orang yang mereka percaya sebagai sumber kebenaran. Tulisan ini adalah pengalaman refleksi penulis ketika mendampingi sebuah komunitas di Sumatera Barat pada 2011 lalu. Sejatinya situasi ini tidakhanya bisa terjadi di desa terpencil dikaki gunung api, akan tetapi juga bisa terjadi di kota besar dan menurut pengamatan penulis hal ini mungkin saja terjadi pada semua bentuk komunitas dan masyarakat. Dimana posisi mental like dan dislike banyak membentuk budaya serta keputusan masyarakat kita. Selain pribadi yang dalam kondisi politis sering merasa terancam akan kehilangan pengaruh serta kekuasaanya. Atau bisa jadi juga, kehilangan potensi keuntungan serta zona nyaman yang memang sudah diatur dengan baik selama bertahun-tahun. Sebaliknya, posisi mental yang para sumber informan yang dipercaya ini, memberikan pengaruh mereka melalui pendapat yang menurunkan serta merusak karakter individu atau lembaga dimana dampak yang berkelanjutan muncul dan menciptakan ketidakstabilan sosial. Penulis ingin mengatakan, dalam pemberdayaan yang sering kita percaya sebagai solusi yang akan mewujudkan masyarakat yang mandiri dan berdaulat ternyata sangat mungkin menjadi perangkat bagi orang-orang tertentu mengambil keuntungan serta mamanipulasi kebenaran sebagai alasan untuk mempertahankan eksistensinya. Begitu banyak kita melihat jurusan-jurusan yang bertujuan menjadikan seseorang pemberdaya yang paham betul konsep integritas serta akuntabilitas menerima para kandidat yang tidak siap menjadi sesorang menjadi pejuang pemberdaya, tapi pada sisi lain kita juga melihat begitu banyak juga setelah diterima dalam studi pemberdayaan, kenyataannya pada individu yang melihat dan berpikir bahwa pemberdayaan itu merupakan pekerjaan mulia justru ditelantarkan dalam kondisi yang kehilangan arah serta tidak tentu warna. Dan lalu, setelah itu apa yang akan terjadi? Para kandidat pemberdaya yang merasa diperlakukan tidak adil ini akan melakukan hal yang sama dimasyarakat yang lebih luas ditempat mereka bekerja dan menularkan virus yang mereka bawa kedalam masyarakat dan ini menjelaskan betapa koronisnya negeri dan masyarakat kita dimasa datang. (rn)
Sumber foto: Pemberdaya muda
Tidak ada komentar:
Posting Komentar