![]() |
Sumber Foto : Okezone |
Tulisan
ini adalah hasil pengamatan penulis dalam mengamati perilaku sosial para penumpang
pengguna smartphone di kereta rel listrik (KRL) Ibu Kota Jakarta. Selama 6
bulan berkecimpung di sosial media penulis menemukan fakta bahwa saat ini komunikasi
yang dibangun masyarakat di sosial media lebih aktif dibandingkan dengan
keadaan yang sebenarnya di dunia nyata.
Semenjak kemunculan sosial media
seperti facebook di tahun 2004 dan twitter di tahun 2006 masyarakat pengguna
smartphone semakin mudah berkomunikasi dengan sesama tanpa harus bertemu secara
langsung.
Kemudahan komunikasi yang ditawarkan oleh kemajuan teknologi ternyata tidak selalu berbuah positif untuk kehidupan masyarakat, masyarakat lebih “addicted” berkomunikasi dengan orang yang dikenal ataupun orang baru kenal di sosial media dibandingkan orang yang ada disekitarnya pada saat itu, kasus seperti ini bisa kita temukan di banyak tempat, salah satunya di KRL.
Kemudahan komunikasi yang ditawarkan oleh kemajuan teknologi ternyata tidak selalu berbuah positif untuk kehidupan masyarakat, masyarakat lebih “addicted” berkomunikasi dengan orang yang dikenal ataupun orang baru kenal di sosial media dibandingkan orang yang ada disekitarnya pada saat itu, kasus seperti ini bisa kita temukan di banyak tempat, salah satunya di KRL.
Berbeda Tujuan, Berbeda Kepentingan.
Bagi para pengguna setia KRL di Ibu
Kota Jakarta, sudah tidak asing lagi setiap hari bertemu dengan berbagai macam
orang yang berbeda tujuan berkumpul dalam satu gerbong KRL. Perbedaan tujuan
dan perbedaan kepentingan “membatasi” kita untuk tidak memulai “komunikasi”
antar sesama penumpang, sehingga kita cenderung asik dengan dunia kita sendiri
dengan bermain smartphone.
Di
sosial media justru berbanding terbalik dengan keadaan sebenarnya, walaupun
berbeda latar belakang budaya, ekonomi, suku dan bahasa orang tidak sungkan melakukan
“invitasi” untuk menyambung komunikasi, berkenalan, tukar number handphone,
saling bertemu atau yang sekadar jual beli barang. Yang menjadi pertanyaan,
kenapa kita tidak melakukannya di dunia nyata? Hanya sedikit yang mampu dan mau
menyambung komunikasi dengan orang lain disekitarnya tanpa harus kenal terlebih
dahulu.
Bagi para pengguna setia KRL, sudah
tidak asing lagi setiap hari menemukan berbagai perilaku para penumpang lainnya
ketika didalam rangkaian kereta api, seperti :
1.
Bermain smartphone/gadget.
2.
Mendengarkan music.
3.
Tidur sepanjang perjalanan.
4.
Menelfon
5. Berbicang-bincang dengan kawan sepanjang
jalan (yang melakukan perbicangan secara langsung di kereta sangat sedikit
sekali, berbeda dengan jumlah orang yang asik dengan smartphone, hal inilah
yang penulis perhatikan)
Komunikasi
menjadi sangat penting bagi pertumbuhan kepribadian kita, melalui komunikasi,
kita menemukan diri kita mengembangkan konsep diri dan menetapkan hubungan kita
dengan dunia di sekitar. Hubungan kita dengan orang lain akan menentukan kualitas
hidup. Penulis menyadari bahwa harus ada keseimbangan membangun komunikasi di
dunia maya dan di dunia nyata, saling menegur dan saling menyapa di sosial
media harus mampu diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. (MI)
Baca juga tips & trik pemasaran menggunakan internet di sini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar