Jumat, 29 Januari 2016

Kontradiksi Komunikasi di Sosial Media dan di Dunia Nyata

Sumber Foto : Okezone

Tulisan ini adalah hasil pengamatan penulis dalam mengamati perilaku sosial para penumpang pengguna smartphone di kereta rel listrik (KRL) Ibu Kota Jakarta. Selama 6 bulan berkecimpung di sosial media penulis menemukan fakta bahwa saat ini komunikasi yang dibangun masyarakat di sosial media lebih aktif dibandingkan dengan keadaan yang sebenarnya di dunia nyata.

            Semenjak kemunculan sosial media seperti facebook di tahun 2004 dan twitter di tahun 2006 masyarakat pengguna smartphone semakin mudah berkomunikasi dengan sesama tanpa harus bertemu secara langsung.
Kemudahan komunikasi yang ditawarkan oleh kemajuan teknologi ternyata tidak selalu berbuah positif untuk kehidupan masyarakat, masyarakat lebih “addicted” berkomunikasi dengan orang yang dikenal ataupun orang baru kenal di sosial media dibandingkan orang yang ada disekitarnya pada saat itu, kasus seperti ini bisa kita temukan di banyak tempat, salah satunya di KRL.
Berbeda Tujuan, Berbeda Kepentingan.
            Bagi para pengguna setia KRL di Ibu Kota Jakarta, sudah tidak asing lagi setiap hari bertemu dengan berbagai macam orang yang berbeda tujuan berkumpul dalam satu gerbong KRL. Perbedaan tujuan dan perbedaan kepentingan “membatasi” kita untuk tidak memulai “komunikasi” antar sesama penumpang, sehingga kita cenderung asik dengan dunia kita sendiri dengan bermain smartphone.
            Di sosial media justru berbanding terbalik dengan keadaan sebenarnya, walaupun berbeda latar belakang budaya, ekonomi, suku dan bahasa orang tidak sungkan melakukan “invitasi” untuk menyambung komunikasi, berkenalan, tukar number handphone, saling bertemu atau yang sekadar jual beli barang. Yang menjadi pertanyaan, kenapa kita tidak melakukannya di dunia nyata? Hanya sedikit yang mampu dan mau menyambung komunikasi dengan orang lain disekitarnya tanpa harus kenal terlebih dahulu.
Bagi para pengguna setia KRL, sudah tidak asing lagi setiap hari menemukan berbagai perilaku para penumpang lainnya ketika didalam rangkaian kereta api, seperti :
1.      Bermain smartphone/gadget.
2.      Mendengarkan music.
3.      Tidur sepanjang perjalanan.
4.      Menelfon
5.    Berbicang-bincang dengan kawan sepanjang jalan (yang melakukan perbicangan secara langsung di kereta sangat sedikit sekali, berbeda dengan jumlah orang yang asik dengan smartphone, hal inilah yang penulis perhatikan)
            Komunikasi menjadi sangat penting bagi pertumbuhan kepribadian kita, melalui komunikasi, kita menemukan diri kita mengembangkan konsep diri dan menetapkan hubungan kita dengan dunia di sekitar. Hubungan kita dengan orang lain akan menentukan kualitas hidup. Penulis menyadari bahwa harus ada keseimbangan membangun komunikasi di dunia maya dan di dunia nyata, saling menegur dan saling menyapa di sosial media harus mampu diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. (MI)
Baca juga tips & trik pemasaran menggunakan internet di sini.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar