![]() |
Sumber Foto : Budi Baihakki |
Diawal
tahun ajaran baru ini, Hari Rabu tanggal 10 September 2014 Jurusan Pengembangan
Masyarakat Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta menyelenggarakan kuliah umum (Stadium General) yang
berjudul “Wirausaha Sosial: Upaya
Membangun Mentalitas Wirausaha Mahasiswa Untuk Meningkatkan Kemandirian&Kesejahteraan Masyarakat” dengan meghadirkan Yaqub Ismail. S.E (Apindo
Prov. Banten) & KH. Nurul Huda (Pendiri Pesantren Motivasi Islam Istana
Yatim Nurul Mukhlisin).
Secara
sederhana Social Entrepreneur adalah seseorang yang mengerti
permasalahan sosial dan menggunakan kemampuan entrepreneurship untuk
melakukan perubahan sosial (social change), terutama meliputi bidang
kesejahteraan (welfare), pendidikan dan kesehatan (healthcare).
Jika business entrepreneurs mengukur keberhasilan
dari kinerja keuangannya (keuntungan ataupun pendapatan) maka social
entrepreneur keberhasilannya diukur dari manfaat yang dirasakan oleh
masyarakat.[1] Yaqub
Ismail menjelaskan, ada 6 modal yang harus dimiliki oleh wirausahawan :
1. Percaya
Diri
2. Berorientasi
pada tugas dan hasil
3. Keberanian
mengambil resiko
4. Kepemimpinan
5. Berorientasi
pada masa depan
6. Kreatif
dan Inovatif
Dikalangan
Mahasiswa, berwirausaha bukanlah hal baru, ada yang memulai dengan wirausaha
Kaos Jersey, Hijab, Makanan, Pulsa, Pakaian, Sepatu dan banyak lagi, hal
tersebut dilakukan untuk mendapatkan keuntungan secara ekonomis, dengan
keberanian Mahasiswa untuk memulai usaha, secara tidak langsung berdampak pada
kemandirian dan mental si pelaku. Ada 6 kiat menjadi wirausaha yang dijelaskan
oleh Yaqub Ismail agar produk wirausaha yang Kita jual bisa berhasil dan
memberikan keuntungan secara ekonomis kepada kita serta manfaat untuk orang
lain :
- Mengetahui
usaha yang dijalankan (Knowledge)
- Menyukai
usaha yang dijalankan
- Kompetensi
terhadap produk
- Mampu
menciptakan brand sendiri
- Harapan
berwirausaha (ekspektasi)
- Mampu
memetakan market
Wirausaha
yang dilakukan oleh perorangan ataupun kelompok dapat memberikaan manfaat bagi
orang disekitarnya ketika wirausaha tersebut secara perlahan mampu memecahkan
permasalah sosial. Kita ambil contoh misalnya Istana Yatim Nurul Mukhlisin yang
didirikan KH. Nurul Huda yang memandirikan anak didiknya dengan berwirausaha
dan menolak apabila ada suntikan dana/bantuan yang sifatnya dapat menghilangkan
kemandirian anak didik.
Berwirausaha
tidak hanya bertujuan untuk mengubah ekonomi si pelaku menjadi lebih mapan,
akan tetapi bagaiamaa si pelaku usaha tersebut dapat memberikan manfaat bagi
orang lain serta mampu memecahkan masalah sosial, apakah itu lewat produk yang
ditawarkan ataupun cara berwirausaha sehingga mampu memandirikan pelaku usaha
lainnya. (Rosyid)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar