Minggu, 28 September 2014

Arti Kepentingan Sosial Dalam Berbisnis

Dalam dunia usaha atau bisnis seringkali kita memikirkan strategi apa yang paling menguntungkan untuk jenis usaha kita. Dari yang sekedar hanya bermodal nekat, minim pengalaman serta pola management yang asal sampai ada yang bermodal sekolah bisnis. Bahkan tak jarang tipu muslihat dan kecurangan pun mewarnai dalam dunia usaha tanpa memikirkan bagaimana dampak dari masyarakat luas.
Siapa yang tak mengenal produk busana pakaian dari Swedia H&M yang berkiprah sejak 46 tahun yang lalu. Terinsipirasi dari suatu perjalanan dinas salesmannya ke Amerika pada pasca perang di Swedia Erling yang pada saat ini adalah bapak dari Stefan Persson seorang pendiri ritel busana H&M, takjub melihat konsep pertokoan dengan beragam macam produk dengan harga yang terjangkau di Amerika yang belum pernah dia temukan di negaranya Swedia. Sepulangnya Erling membuka toko pakaian pertama yang dia namai dengan Hennes, dengan konsep pakaian untuk wanita yang pada pasca perang tersebut sangat diminati karena fashionnya yang dinamis dan harganya yang terjangkau. Mendulang kesuksesannya Erling membuka toko fashion untuk anak anak dan laki laki yang bernama Mauritz. Ini kenapa pada saat Stefan Persson anak dari Erling sudah tumbuh dewasa, Stefan di mandatkan untuk menjadi CEO H&M (Hennes&Mauritz) yang baru merintis kesuksesannya. Dengan kemampuan insting bisnisnya Stefan mulai merintis dari awal dengan membuka pabrik pabrik di Negara berkembang hal itu dilakukan agar dapat menekan harga produksi karena pajak yang diterapkan di negara berkembang tidak semahal dan sesulit di Negara maju. H&M selalu menjadi pengagas fahion model terbaru, ini kenapa dilakukan karena menurut Stefan tren busana yang selalu berubah ubah menjadikan produk itu mudah hancur termakan oleh zaman, maka dari itu, setiap jelang musim perusahaan ini selalu menyediakan model terbaru, tidak hanya sekedar itu H&M menerapkan sistem kekeluargaan sosial pada karyawan karyawannya. Ini dibuktikan ketika Stefan membuka cabang baru disuatu Negara atau daerah dia selalu mengisi pabriknya dengan tenaga local asli, yang dilatih oleh pekerja local lainnya pada cabang lain. Stefan memprioritaskan kepribadian dijadikan asset yang sangat penting dalam usahanya. Karena menurutnya dengan manajemen perusahaan seperti itu pekerja menjadi diri mereka sendiri, sehingga mereka pasti akan melakukan pekerjaannya dengan sebaik baiknya. Pada saat ini Stefan adalah orang terkaya di negaranya Swedia dan menjadi orang terkaya kedelapan di Dunia. Menurut Stefan tentang pandangannya mengenai bisnis yakni “perusahaan adalah bagian dari masyarakat, jadi perusahaan harus punya perhatian terhadap persoalan sosial dan mengambil tanggung jawab sosial”.[1] Kesimpulannya sosok sosok insipirasi dunia ini mengantarkan pada suatu hal kepada kita bahwa dalam menjalankan usaha ataupun bisnis apapun itu, tidak hanya focus untuk memperoleh keuntungan semata, tapi bagaimana kita menerapkan pola manajemen usaha kita dengan sebaik mungkin,kepada konsumen, karyawan, maupun penduduk sekitar. Ketika kita berusaha melakukan yang terbaik, maka hasil kesuksesan yang terbaikpun akan melekat di sepanjang perjalanan hidup kita.  (SR)









                                                                  



[1] Buku 55 kiat menjadi entrepreneur sukses

Tidak ada komentar:

Posting Komentar