Kamis, 25 September 2014

Petualangan Pemberdaya Muda di Hari Perdamaian Internasional

Sumber foto: Sri Rahmayani

Suasana begitu mendung pada hari itu, hujan terus mengguyur kota Jakarta yang kian hari semakin menampakkan wajah sibuknya. Tepatnya pada hari sabtu 20 September 2014, kami (Pemberdaya Muda) mulai mempersiapkan diri untuk menjadi panitia nasional di WAHID Institute dalam rangka memperingati hari perdamaian internasional yang akan di selenggarakan di kawasan Monas dan Bundaran HI. Tidak hanya kami, namun, banyak dari beberapa lembaga muda lainnya yang ikut berpartisipasi dalam acara tersebut. Hari semakin malam, setiba di kantor Wahid Institute (Rumah peninggalan orang tua Gusdur), Disana kami disambut dengan penuh hangat dan keceriaan oleh kawan kawan lain yang nantinya akan menjadi partner kami dalam kepanitiaan nasional. Setelah makan malam, kami dikumpulkan dan briefing pun dimulai dengan memperkenalkan masing masing dari lembaga asalnya. Celotehan dan canda pun mulai terdengar ketika kami dibentuk kelompok kelompok divisi untuk kegiatan di hari esok. Kamipun saling bertukar cerita dan pengalaman, untunglah kawan kawan Pemberdaya Muda yang dominan dari semester awal tidak canggung dengan hal itu bahkan mereka sangat nyaman dengan suasana tersebut. Pada briefing malamnya yang dipimpin langsung oleh ibu Yenny Nurwahid (Anak dari bapak Abdurrahman Wahid) beliau mengamanatkan kepada kami agar ketika acara berjalan nanti, kami harus terus menjunjung tinggi pesan perdamaian kepada masyarakat agar acara yang dimaksudkan dapat tersampaikan kepada masyarakat.


Hari pun berganti, tepat jam 03.00 dini hari 21 September 2014, kami mulai bersiap siap bergegas untuk mempersiapkan segalanya di kawasan Monas dan Bundaran HI. Suasana lain, mewarnai pagi kami pada saat itu, kota Jakarta yang begitu sibuk, sesak, panas, menjadi sejuk, damai dan lenggang, lampu lampu di taman kota pun masih menghiasi kawasan elit kedutaan kedutaan besar itu. Dingin memang, tapi semangat ini tidak menyurutkan niat kami untuk menjadi agen perdamaian yang nanti akan dihadiri oleh 1500 orang dan 144 komunitas di Indonesia.
Pagi kian menampakkan mentarinya, meja meja konfirmasi sudah mulai penuh didatangi oleh masyarakat yang ingin ikut berpartisipasi dalam acara pawai karnaval perdamaian, barisan parade marchingband yang diikuti oleh sejumlah TNI dan pesantren juga ikut menyemarakkan hari perdamaian internasional itu. Jam mulai menunjukkan pukul 07.00 pagi dan pawai pun segera di buka oleh ibu Yenny Nurwahid dan Menteri Agama (Bapak Lukman Hakim) dengan penuh semangat barisan parade pawai mulai berjalan menyusuri kawasan tengah kota Jakarta yang berakhir di kawasan Bundaran HI. Beberapa petinggi negeri dan sejumlah artis ikut andil dalam acara ini, pada pertengahan acara, diumumkan bahwa acara karnaval kami masuk kedalam MURI (Musium Rekor Indonesia) dan Guinnes Book of World Record dengan kategori pawai komunitas terbanyak 144 komunitas dalam rangka hari perdamaian internasional.


Bagi saya, hari perdamaian itu tidak hanya diperingati hanya dalam satu hari, pesan perdamaian harus selalu di kumandangkan dan diterapkan dalam kehidupan kita. Makna dari peringatan hari perdamaian internasional adalah bagaimana kita dapat saling menghargai antar sesama manusia. Tidak penting apapun agama atau sukumu, jika kamu bisa berbuat baik untuk semua manusia, orang tidak akan pernah tanya apa agamamu. (SR)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar