Senin, 23 Februari 2015

Bagian 2 : Berbagi Pengalaman Budidaya Ikan Lele Jenis Sangkuriang

Tercebur, ayam miik tetangga langsung dimakan ratusan lele
Sebelum membicarakan kelanjutan pengalaman pribadi terkait budidaya ikan lele, saya meminta maaf atas kesalahan informasi pada tulisan “ Berbagi Pengalaman Budidaya Ikan Lele Jenis Sangkuriang Bagian 1” yang dirilis pada hari Senin, 8 Februari 2014. Ditulisan sebelumnya saya menyebutkan bahwa selama 3 bulan masa pembesaran terdapat 992 ekor lele yang bertahan hidup dari 1000 ekor bibit yang dibesarkan. Ternyata, ada kesalahan penghitungan sehingga jumlah lele menjadi lebih banyak padahal faktanya tidak seperti jumlah sebenarnya.
Dua hari setelah memposting “Pengalaman Budidaya Ikan Lele Jenis Sangkuriang Bagian 1”, saya dan penanggung jawab program lele menghitung ulang ikan lele yang disortir, ternyata tersisa 685 ekor dari 1000 ekor bibit yang bertahan hidup selama pembesaran 3 bulan. Kok bisa ya ?
Menghadapi kenyataan seperti itu, kami langsung berdiskusi dan bersama-sama menganalisis penyebab berkurangnya jumlah ikan lele dan hasilnya adalah :
1.      Pemberian pakan yang tidak seimbang antara jumlah lele dan jumlah pakan yang diberikan sehingga terjadi kanibalisme karena ada beberapa ekor yang tidak mendapatkan pakan.
2.      Kanibalisme akibat keterlambatan penyortiran, dimana lele yang lebih besar ukurannya memangsa ikan lele yang lebih kecil
3.      Minimnya pemberian pakan tambahan
4.      Tidak dirawatnya kolam dan air sehingga banyak lele yang mati karena Ph air terlalu tinggi ataupun terlalu rendah
Perawatan Ikan lele
Apakah membudidayakan ikan lele jenis sangkuriang itu sulit? Bagi seorang pemula seperti saya dan beberapa kawan di Pemberdaya Muda, jujur kami katakan bahwa membudidayakan ikan lele jenis sangkuriang itu cukup sulit. Dibutuhkan orang-orang yang berkomitmen dan bertanggungjawab untuk terus memantau perkembangan ikan lele setiap hari.
Semenjak pembelian bibit ikan lele pada akhir bulan November 2014 lalu sampai dengan tanggal 10 Februari 2015, kami hanya melakukan 1 kali rotasi penggantian air sehingga kadar asam air tinggi dan berbau, kwalitas air yang buruk tersebut pada akhirnya menjadi salahsatu penyebab banyaknya ikan yang mati ditambah kanibalisme ikan lele.
Karena saya dan kawan-kawan Pemberdaya Muda belum memiliki pengalaman bagaimana perawatan kolam dan air budidaya ikan lele. Kawan-kawan bisa cek di Managemen Air Untuk Budidaya Ikan Lele
Membuat Pakan Buatan
Untuk menyiasati harga pakan lele yang terbilang mahal, biasanya para peternak ikan lele membuat pakan buatan untuk menekan pengeluaran setiap bulannya, begitupula dengan kami. Harga pakan lele model 500 dipasaran ada dikisaran Rp.10.000 s/d Rp. Rp.12.000/Kg, pengalaman pribadi saya dan kawan-kawan, untuk 1 Kg pakan lele dengan ritme pemberian pakan 3 kali sehari setidaknya menghabiskan 1 Kg pakan (saya mengambil contoh 2500 ikan lele yang dibudidayakan oleh kawan-kawan Pemberdaya Muda). Apabila dikalkulasikan selama 3 bulan (90 hari) maka biaya yang harus dikeluarkan untuk pakan lele adalah sebesar Rp.900.000. jumlah biaya untuk pakan lele akan semakin besar apabila lele yang diternakan jumlahnya lebih banyak.
Untuk menekan pengeluaran, kami membuat pakan buatan dengan cara mencampurkan ampas tahu + bekatul + pupuk tanaman + mikroba google BIOP2000Z yang sudah difermentasi (takaran ampas tahu, bekatul, dan pupuk tanaman disesuaikan dengan kebutuhan lalu disiram dengan BIOP2000Z dan difermentasikan selama 5 hari), hasil campuran tersebut nantinya menghasilkan belatung berprotein yang berguna untuk menambah berat badan si ikan lele. Untuk mengetahui apa itu BIOP2000Z silahkan cek Mikroba Google BIOP2000Z

Bagi para pemula, mengalami kerugian uang dan waktu adalah hal yang biasa  dalam budidaya ikan lele ataupun bisnis lainnya, yang terpenting adalah komitmen dan tidak berhenti untuk belajar, terus mencari informasi ataupun mengikuti pelatihan sesuai dengan bisnis yang digeluti. (rosyid)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar