Sumber Foto : Kompas.com |
Kekerasan fisik maupun mental
yang terjadi di dunia pendidikan Indonesia bukanlah berita baru, setiap tahun
ada saja kasus kekerasan yang terjadi sampai menimbulkan korban tewas,
pelakunya mulai dari guru kepada murid, kakak kelas kepada adik kelas, sesama
teman dan yang terbaru terjadinya kasus tindak kekerasan seksual yang menimpa
siswi di salahsatu sekolah “berlabel” Internasional yang dilakukan pengajar dan
pegawai kebersihan.
Dari sekian banyak kasus
kekerasan di dunia pendidikan, Kita ambil contoh salahsatu diantaranya, yaitu
kekerasan fisik maupun mental yang dilakukan oleh Senior kepada Junior. Dimasa tahun
ajaran baru ini, banyak organisasi siswa internal ataupun eksternal yang merekrut
siswa baru untuk dijadikan anggota, alih-alih untuk mendidik mental anggota
baru, kekerasan terhadap fisik dan mental anggota baru tersebut seperti di
sahkan oleh sang Senior. Kekerasan fisik yang dilakukan misalnya seperti menampar,
memukul dan menendang adapun kekerasan mental bisa berupa perkataan kasar,
mengolok-olok disertai hinaan, hal tersebut sepertinya sudah mendarah daging
dan saling mewariskan. Hal ini makin memperkeruh dunia pendidikan, sekolah dan
organisasi seharusnya menjadi tempat untuk menimba ilmu dan wadah untuk
memembentuk karakter bangsa bukan untuk mengajarkan kekerasan.
Di lingkungan sekolah, guru adalah
orang tua bagi para muridnya, harapannya guru tidak sekadar mengajar tetapi
menjadi teman dekat bagi para murid, fasilitator diantara murid Senior dan
Junior, pengawas sikap dan perilaku murid, terlibatnya guru dalam keseharian
murid diharapkan mampu mengurangi tingkat kekerasan yang terjadi di lingkungan
sekolah. Ini perlu diperhatikan secara serius dari berbagai pihak, orang tua,
pemerintah, guru dan staff sekolah serta masyarakat bersama-sama saling
mengawasi agar kejadian kekerasan di dunia pendidikan dapat dicegah. (Rosyid)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar