Jumat, 09 Oktober 2015

Sister Ojek: Sebuah Perjuangan Nilai Untuk Perempuan Kepala Rumah Tangga



Sumber Foto: Mitra Driver Sister Ojek

Seiring perkembangan zaman dan menjamurnya moda transportasi massal di Indonesia khususnya di Jakarta. Menjadikan para pengusaha berlomba lomba untuk memberikan jasa dan model transportasi yang bermacam macam. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa transportasi massal di Indonesia, belum semuanya menjawab persoalan dan kebutuhan bagi masyarakat. Dimulai dari tingkat pelayanan. Dari model transaksi tradisional sampai model transaksi berbasis e-card ataupun online sudah banyak diterapkan. Namun, hal ini tidak dibarengi dengan tingkat keamanan dan kenyamanan bagi penumpangnya. Masih tingginya tingkat kecelakaan lalu lintas, tingkat pelecehan seksual, pemerasan, pencurian didalam angkutan seolah masih menjadi PR besar bagi pemerintah maupun para pengusaha swasta di bidang jasa transportasi.
Namun, lagi lagi yang banyak menanggung akibatnya adalah para perempuan. baik itu anak sekolah, wanita karir, maupun masyarakat biasa. Seolah olah mereka adalah sasaran empuk tindak kriminal di jalanan. Mungkin pemerintah kita sudah sangat maksimal untuk menyediakan layanan transportasi khusus perempuan. Seperti gerbong kereta khusus perempuan sampai tempat duduk busway khusus perempuan. Namun bagaimana dengan kenyataan sistem yang berjalan. Masih banyak ternyata celah celah tindakan kriminal yang menjadikan perempuan sebagai korban utama.
Dengan fenomena demikian, sekarang banyak muncul jasa transportasi ojek berbasis online yang sepertinya sementara ini sedikit menjawab keluhan masyarakat Ibukota. Mereka dengan mobilitas yang tinggi, serta menjanjikan dapat mengurangi waktu tempuh. Menjadikan jasa ojek online sebagai primadona transportasi saat ini. Beberapa ojek online yang mulai eksis kini berkompetisi dalam hal fasilitas dan promo untuk menarik minat penumpang. Dimulai dari tarif murah, free wifi, sampai bonus gratis lainnya.
Ojek online lainnya yang menyasar pada layanan premium adalah Sister Ojek yang lebih dikenal Sis-O, adalah jasa tranportasi ojek taxi khusus menyediakan pengemudi perempuan yang ramah terhadap perempuan dan anak. Sister Ojek pertama berdiri di Tangerang Selatan, Banten 20 Mei 2015. Model bisnis yang dibalut dengan misi sosial ini menjadikan Sister Ojek berbeda dengan jasa ojek taxi lainnya yang kini mulai menjamur dengan model pemesanan berbasis online.
Visi atau nilai yang dibangun Sister Ojek sendiri yakni menghadirkan rasa aman dan transparan kepada para mitra penggunanya. Aman karena para mitra driver hanya melayani perempuan dan anak, dan transparan. Karena adanya kejelasan transaksi, penentuan harga menggunakan teknologi google earth dimana biaya dihitung dari jarak dan waktu tempuh sesuai kebutuhan.
Pada zona kerja Sister Ojek, mitra driver yang tergabung sudah tersebar di lima wilayah yakni Tangerang, Tangsel, Jaktim, Jaksel, dan Bekasi. Tidak hanya melayani antar dan jemput penumpang, Sister Ojek juga hadir dengan berbagai macam pelayanan yang dapat dimanfaatkan. Seperti antar-kirim barang, belanja ke pasar, antri tiket bioskop, pembayaran listrik dan hal lainnya yang dapat memberikan efisien waktu para mitra pengguna.
Para pengemudinya yang disebut dengan mitra driver. Mereka dipilih dan diprioritaskan dari kalangan para perempuan kepala rumah tangga. Meskipun banyak juga dari kalangan perempuan lain seperti  para mahasiswi, wanita karir maupun ibu rumah tangga yang ikut pula bergabung. Hal ini dilatarbelakangi dengan fenomena yang terjadi di Indonesia. Dimana banyak para pekerja perempuan khususnya yang bekerja dalam ranah domestic, seringkali mendapat perlakuan yang kurang adil serta dibayar tidak sesuai dengan jasa yang mereka berikan. Selain itu, merekapun sendiri harus memperjuangkan kehidupan anak anaknya dan sekaligus sebagai kepala rumah tangga. Mereka seakan terpaksa harus berperan menjadi kepala rumah tangga dan mencari nafkah untuk dirinya dan keluarganya. Kasus para perempuan yang menjadi kepala rumah tangga bukan hanya mereka yang ditinggal meninggal suaminya. Namun, banyak sebagian dari mereka yang ditinggal cerai, ditinggal merantau suaminya dan tidak pernah kembali lagi, suaminya yang sakit sakitan, bahkan dari mitra driver Sister Ojek ada yang masih mempunyai suami, namun suaminya tidak mau lagi bekerja dan terpaksa sang istri yang harus menjadi pencari nafkah tunggal. Dan untuk memenuhi kebutuhan, mereka hanya mengandalkan usaha-usaha kecil serabutan karena mereka memiliki keterbatasan kemampuan. Hal ini yang mendorong Sister Ojek menjadi sebuah model bisnis sosial, dimana untuk membantu akses ekonomi tambahan, mereka tidak perlu mempunyai keterampilan khusus, dengan mereka mempunyai keahlian berkendara dan mempunyai dokumen berkendara. Mereka sudah dapat menjadi mitra Sister Ojek. Dengan metode kemitraan, harapannya mitra driver akan tercipta rasa kepemilikan bersama untuk berjuang pada sebuah nilai sebagai perempuan yang merdeka.
Bagi Sister Ojek sendiri, bisnis tidak hanya sekedar mencari keuntungan semata. Dalam mempertahankan eksistensinya, bisnis harus memiliki peran dalam perjuangan sebuah nilai. Dan diharapkan dari keberadaan Sister Ojek ini, akan menjadi sebuah misi gerakan perempuan membangun kemampuan dari kesadaran terhadap peran perempuan lain untuk saling peduli dan saling melindungi. (SR)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar