![]() |
Sumber Foto: Mitra Driver Sister Ojek |
Seiring perkembangan zaman dan
menjamurnya moda transportasi massal di Indonesia khususnya di Jakarta.
Menjadikan para pengusaha berlomba lomba untuk memberikan jasa dan model transportasi
yang bermacam macam. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa transportasi massal di
Indonesia, belum semuanya menjawab persoalan dan kebutuhan bagi masyarakat.
Dimulai dari tingkat pelayanan. Dari model transaksi tradisional sampai model
transaksi berbasis e-card ataupun online sudah banyak diterapkan. Namun, hal
ini tidak dibarengi dengan tingkat keamanan dan kenyamanan bagi penumpangnya.
Masih tingginya tingkat kecelakaan lalu lintas, tingkat pelecehan seksual,
pemerasan, pencurian didalam angkutan seolah masih menjadi PR besar bagi
pemerintah maupun para pengusaha swasta di bidang jasa transportasi.
Namun, lagi lagi yang banyak menanggung akibatnya
adalah para perempuan. baik itu anak sekolah, wanita karir, maupun masyarakat
biasa. Seolah olah mereka adalah sasaran empuk tindak kriminal di jalanan.
Mungkin pemerintah kita sudah sangat maksimal untuk menyediakan layanan
transportasi khusus perempuan. Seperti gerbong kereta khusus perempuan sampai
tempat duduk busway khusus perempuan. Namun bagaimana dengan kenyataan sistem
yang berjalan. Masih banyak ternyata celah celah tindakan kriminal yang
menjadikan perempuan sebagai korban utama.
Dengan fenomena demikian, sekarang banyak
muncul jasa transportasi ojek berbasis online yang sepertinya sementara ini
sedikit menjawab keluhan masyarakat Ibukota. Mereka dengan mobilitas yang
tinggi, serta menjanjikan dapat mengurangi waktu tempuh. Menjadikan jasa ojek
online sebagai primadona transportasi saat ini. Beberapa ojek online yang mulai
eksis kini berkompetisi dalam hal fasilitas dan promo untuk menarik minat
penumpang. Dimulai dari tarif murah, free
wifi, sampai bonus gratis lainnya.
Ojek online lainnya yang menyasar pada
layanan premium adalah Sister Ojek yang lebih dikenal Sis-O, adalah jasa tranportasi
ojek taxi khusus menyediakan pengemudi perempuan yang ramah terhadap perempuan
dan anak. Sister Ojek pertama berdiri di Tangerang Selatan, Banten 20 Mei 2015.
Model bisnis yang dibalut dengan misi sosial ini menjadikan Sister Ojek berbeda
dengan jasa ojek taxi lainnya yang kini mulai menjamur dengan model pemesanan
berbasis online.
Visi atau nilai yang dibangun Sister
Ojek sendiri yakni menghadirkan rasa aman dan transparan kepada para mitra
penggunanya. Aman karena para mitra driver hanya melayani perempuan dan anak,
dan transparan. Karena adanya kejelasan transaksi, penentuan harga menggunakan
teknologi google earth dimana biaya dihitung dari jarak dan waktu tempuh sesuai
kebutuhan.
Pada zona kerja Sister Ojek, mitra
driver yang tergabung sudah tersebar di lima wilayah yakni Tangerang, Tangsel,
Jaktim, Jaksel, dan Bekasi. Tidak hanya melayani antar dan jemput penumpang,
Sister Ojek juga hadir dengan berbagai macam pelayanan yang dapat dimanfaatkan.
Seperti antar-kirim barang, belanja ke pasar, antri tiket bioskop, pembayaran
listrik dan hal lainnya yang dapat memberikan efisien waktu para mitra
pengguna.
Para pengemudinya yang disebut dengan
mitra driver. Mereka dipilih dan diprioritaskan dari kalangan para perempuan
kepala rumah tangga. Meskipun banyak juga dari kalangan perempuan lain
seperti para mahasiswi, wanita karir
maupun ibu rumah tangga yang ikut pula bergabung. Hal ini dilatarbelakangi
dengan fenomena yang terjadi di Indonesia. Dimana banyak para pekerja perempuan
khususnya yang bekerja dalam ranah domestic, seringkali mendapat perlakuan yang
kurang adil serta dibayar tidak sesuai dengan jasa yang mereka berikan. Selain
itu, merekapun sendiri harus memperjuangkan kehidupan anak anaknya dan
sekaligus sebagai kepala rumah tangga. Mereka seakan terpaksa harus berperan
menjadi kepala rumah tangga dan mencari nafkah untuk dirinya dan keluarganya.
Kasus para perempuan yang menjadi kepala rumah tangga bukan hanya mereka yang
ditinggal meninggal suaminya. Namun, banyak sebagian dari mereka yang ditinggal
cerai, ditinggal merantau suaminya dan tidak pernah kembali lagi, suaminya yang
sakit sakitan, bahkan dari mitra driver Sister Ojek ada yang masih mempunyai
suami, namun suaminya tidak mau lagi bekerja dan terpaksa sang istri yang harus
menjadi pencari nafkah tunggal. Dan untuk memenuhi kebutuhan, mereka hanya
mengandalkan usaha-usaha kecil serabutan karena mereka memiliki keterbatasan
kemampuan. Hal ini yang mendorong Sister Ojek menjadi sebuah model bisnis
sosial, dimana untuk membantu akses ekonomi tambahan, mereka tidak perlu
mempunyai keterampilan khusus, dengan mereka mempunyai keahlian berkendara dan
mempunyai dokumen berkendara. Mereka sudah dapat menjadi mitra Sister Ojek.
Dengan metode kemitraan, harapannya mitra driver akan tercipta rasa kepemilikan
bersama untuk berjuang pada sebuah nilai sebagai perempuan yang merdeka.
Bagi Sister Ojek sendiri, bisnis tidak
hanya sekedar mencari keuntungan semata. Dalam mempertahankan eksistensinya,
bisnis harus memiliki peran dalam perjuangan sebuah nilai. Dan diharapkan dari
keberadaan Sister Ojek ini, akan menjadi sebuah misi gerakan perempuan
membangun kemampuan dari kesadaran terhadap peran perempuan lain untuk saling
peduli dan saling melindungi. (SR)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar